Halo #dunsanakonservasi
SOLOK SELATAN – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat segera merespons laporan adanya interaksi negatif antara manusia dan satwa liar, Harimau Sumatera (HS), di Nagari Persiapan Batang Lolo, Kecamatan Koto Parit Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan. Konflik ini menyebabkan dua warga setempat terluka dan harus dirawat di RSUD Solok Selatan.
Menurut informasi yang diterima BKSDA Sumbar pada Selasa malam, 16 September 2025, tim segera dikerahkan ke lokasi kejadian pada Rabu, 17 September 2025. Setibanya di lokasi, tim berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengumpulkan data awal dan merencanakan langkah penanganan. Situasi di lokasi dilaporkan kondusif, dengan warga setempat memahami rencana penanganan yang akan dilakukan tim.
Sebagai langkah awal, tim BKSDA melakukan pengamatan dan menemukan jejak serta cakaran Harimau Sumatera tidak jauh dari lokasi kejadian. Berdasarkan temuan tersebut, tim memasang kandang jebak dengan bantuan warga untuk mengantisipasi kemungkinan harimau kembali ke area pemukiman.
Pada Kamis, 18 September 2025, tim BKSDA Sumbar berkoordinasi dengan Polsek Koto Parit Gadang Diateh dan pemerintah daerah. Mereka juga melakukan sosialisasi kepada warga di kantor wali nagari, mengimbau masyarakat agar:
Membatasi aktivitas di ladang antara pukul 09.00 hingga 16.00.
Beraktivitas dalam kelompok, tidak sendirian.
Menempatkan hewan ternak atau peliharaan di dalam kandang.
Melaporkan jika kembali melihat tanda-tanda keberadaan harimau.
Pada Jumat, 19 September 2025, tim BKSDA Sumbar bekerja sama dengan Yayasan Sintas memasang empat unit kamera jebak di tiga titik untuk memantau aktivitas Harimau Sumatera di sekitar lokasi.
Hingga saat ini, pengamatan berkala sejak 18 September 2025 tidak lagi menemukan tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar lokasi. Tim BKSDA akan terus memantau situasi hingga kondisi dinyatakan benar-benar aman.



