TWA Gunung Marapi, 28 Agustus 2023 – Kegiatan pendakian di Gunung Marapi, pada akhir pekan lalu berakhir dengan insiden yang melibatkan dua pendaki, di mana salah satunya mengalami cedera dan yang lainnya terpisah dari tim pendakian.
Pada Sabtu, 26 Agustus 2023, seorang pendaki bernama AA (23 tahun), beralamat di Pekanbaru, Provinsi Riau, mendaki Gunung Marapi. Sayangnya, pendaki ini mengalami kecelakaan di salah satu tanjakan. Ia tergelincir, jatuh, dan diduga mengalami pergeseran pada lutut kanannya. Meski mengalami kecelakaan, kondisi korban tetap sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik. Tim petugas segera memberikan pertolongan pertama dan membawa pendaki ini menuju Pos Batu Palano. Karena kondisi cuaca yang buruk dengan hujan, evakuasi akhirnya dilakukan oleh Tim pada pagi hari.



Pada hari yang sama, juga pada tanggal 26 Agustus 2023, sekelompok pendaki terdiri dari 10 orang memulai pendakian Gunung Marapi melalui jalur Batu Palano. Mereka rencananya akan turun pada Senin, 28 Agustus 2023. Namun, dalam perjalanan turun, terjadi peristiwa yang memisahkan salah satu pendaki dari timnya.
Pendaki tersebut adalah ASH (21 tahun), yang berasal dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau. ASH terpisah dari tim di Peninjauan sekitar pukul 16:00 WIB pada saat yang bersangkutan buang hajat. Timnya mencoba menghubunginya, dan ia berhasil dihubungi terakhir kali saat berada di air terjun jalur Aie Anggek sekitar pukul 19:00 WIB. Setelah itu, ASH tidak dapat dihubungi lagi. Temannya yang bernama Fauzan melaporkan kejadian ini kepada tim dari Polsek X Koto, Basarnas dan PMI Agam berserta PIC pendakian TWA Gunung marapi, dan ia juga menginformasikan bahwa ASH sempat terjatuh.
Dengan bantuan Tim dari Polsek X Koto, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), dan Palang Merah Indonesia (PMI) Agam, serta pihak yang bertanggung jawab atas pendakian di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi, akhirnya ASH ditemukan. Tim berhasil mengevakuasi ASH ke Polsek X Koto. Hari ini, ASH bersama rekannya yang berjumlah 10 orang telah kembali ke Provinsi Riau menggunakan sepeda motor.



Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan kewaspadaan dalam melakukan kegiatan pendakian di alam bebas. Diharapkan semua pendaki selalu memperhatikan kondisi fisik dan cuaca, serta menjaga koordinasi dengan tim pendakian untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang, serta setiap pendaki wajib mengikuti SOP yang sudah di tetapkan demi terjaminnya keselamatan pendaki.