Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan merupakan salah satu dari 2 (dua) kawasan konservasi dibawah kelola Balai KSDA Sumatera Barat yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan ditetapkan pada tahun 2016 menjadi Suaka Margasatwa Pulau Pagai Selatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.601/ Menlhk/ Setjen/ PLA.2/8/2016 tentang Penetapan Fungsi Dalam Fungsi Pokok KSA/KPA Sebagai Suaka Margasatwa Pulau Pagai Selatan seluas 2.798,99 Ha. Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan terletak dibagian paling selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai sehingga apabila melakukan kunjungan dan pengamanan di kawasan tersebut dari Padang menggunakan sarana transportasi laut dan darat baik roda 4 maupun roda 2.
Pada tanggal 15 November 2022, Kepala Balai KSDA Sumatera Barat bersama dengan tim Resort Konservasi Wilayah Saibi Pagai melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan. Kegiatan ini adalah kegiatan perdana kunjungan seorang Kepala Balai KSDA Sumatera Barat ke Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan sejak berdirinya Balai KSDA Sumatera Barat pada tahun 2000. Perjalanan kali ini mengingat cuaca yang tidak menentu, Tim BKSDA Sumbar berangkat dengan kapal perintis selama 13 jam, nasib baik karena hanya kapal perintis ini yang bisa berlayar ke Mentawai pada saat itu. Kapal Perintis memiliki jadwal sebulan sekali untuk berlayar ke Mentawai yang dilanjutkan ke Pulau Nias, pukul 8 pagi Kapal Perintis Bersandar di Desa Sikakap.
Kegiatan diawali dengan melakukan koordinasi dengan Koramil Sikakap dan Polsek Sikakap, hal ini dilakukan untuk membangun kesepaham sesama aparatur Negara penegak hukum dalam rangka perlindungan kawasan hutan konservasi dan TSL yang dilindungi Negara.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan melakukan koordinasi dengan Desa Sikakap, Dusun Limu dan Dusun Mapinang yang merupakan daerah penyangga dari Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan dan kunjungan kerja ke dalam kawasan Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan. Perjalanan dimulai dengan menyeberangi Teluk Pagai ke Polaga dengan perahu, dilanjutkan dengan roda empat menuju Desa Bulasat, semestinya kami bisa menyewa kendaraan roda dua, namun masyarakat tidak berkenan mengingat jalan yang rusak dan lumpur yang dalam, mereka khawatir motor rusak dan sulit untuk diperbaiki. Hal ini wajar mengingat jumlah bengkel dan spearpart yang terbatas di Pulau Pagai Selatan. Dengan susah payah mobil pick up yang kita naiki sampai ke Desa Bulasat dan bertemu dengan Kasi Pemerintahan untuk berkoordinasi sekaligus perkenalan dengan aparat desa bahwa BKSDA Sumbar sudah aktif menjaga SM Pagai Selatan.
Perjalannan tidak dapat dilanjutkan menuju dusun Limau dengan mobil pick up, mengingat jembatan yang disusun dari kayu balok ada yang patah. Kami pun berjalan kaki hingga ke Dusun Limau kurang lebih 3 Km, sesampainya di Rumah Kadus Dusun Limau kami dibantu untuk mendapatkan pinjaman roda dua untuk melanjutkan ke Dusun Mapinang, dusun terakhir di Pulau Pagai Selatan. Hujan sepanjang hari mengikuti langkah kita, hingga motor yang kami pinjam tidak mampu lagi berjalan mengingat lumpur yang dalam dan licin di Napal Licin yang dikenal oleh warga bukit yang sulit dilalui jika hujan datang, ke 3 motor yang kami pinjam pun kita simpan di pinggir jalan, oh iya dengan medan yang sulit dan warga masyarakat yang sedikit serta saling mengenal tentunya sangat aman dari pencuri motor.
Tim BKSDA Sumbar pun kembali jalan ditengah hujan menuju Dusun Mapinang melewati hutan produksi dan jalan yang sangat licin. Setelah berjalan kaki 3 km lebih kami sampai di rumah Kepala Dusun Mapinang, dan dilanjutkan ke Kawasan SM Pagai Selatan. 67 Km jarak yang kami tempuh selama 10 jam dengan medan tanah yang licin karena hujan dan melewati hutan produksi, tentunya dengan penuh perjuangan mengingat menggunakan 3 moda transportasi serta jalan kaki. Segala perjuangan ini terbayar dengan kondisi hutan yang masih asri, disambut dengan nyanyian dari Bilou serta penampakan sekelompok Joja.
Pada kunjungan ke Kepala Dusun Limau dan Mapinang, Kepala Balai juga tidak lupa menitipkan pesan kepada pihak terkait untuk bersama-sama menjadi pahlawan konservasi untuk menjaga warisan anak cucu kelak dikarenakan Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Pagai Selatan adalah satu-satunya kawasan yang akan tersisa untuk menjadi sumber air dan kehidupan satwa liar karena keseluruhan rata-rata kawasan hutan yang ada di Pulau Pagai Selatan merupakan Kawasan Hutan Produksi yang lambat laut pasti akan dilakukan eksploitasi.
Coleman TqqIMDJKOnWS 6 26 2022 buy viagra cialis online Wasn t painful but felt it and it was an amazing feeling