Halo Dunsanak konservasi. . .
BKSDA Sumbar akan merencanakan pembangunan landmark di kawasan TWA Lembah Harau dengan posisi landmark menghadap ke arah kedatangan pengunjung (arah barat daya). Dengan posisi landmark tergantung di sisi tebing yang di cor beton dengan kedalaman 2 meter serta tulisan dibuat dari bahan besi plat, dengan tinggi total 4,6 meter.
Lembah Harau merupakan sebuah ngarai yang berdekatan dengan Kota Payakumbuh di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter berupa batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan Topografi Cagar Alam Harau berbukit-bukit dan bergelombang dengan ketinggian 500-850 mdpl. Serta tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuk unik mengelilingi lembah dengan ketinggian tebing antara 80 sampai 300 meter.
Rencana pembangunan landmark tersebut tidak akan berdampak negative terhadap kawasan, karena :
1. Pemilihan posisi berada pada space (ruang) kosong yang tidak bervegetasi, sehingga tidak melibatkan penebangan.
2. Bukan merupakan jalur perlintasan satwa.
3. Aktivitas pembangunan, tidak berpotensi menimbulkan kebakaran hutan, yang merupakan ancaman utama pada kawasan ini.
4. Tebing granit yang bertektur kuat, mampu menahan beban landmark, sehingga tidak beresiko akan terjadinya longsoran material dari tebing
5. Tidak mengganggu keberadaan air terjun, yang merupakan daya tarik utama kawasan.
6. Bahan yang digunakan adalah besi plat yang tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif.
7. Tidak dialiri listrik, sehingga aman bagi satwa liar.
8. Tidak diberi pencahayaan yang akan mengganggu aktivitas satwa malam (noctunal).
Pembangunan ini tentunya sudah mendapatkan dukungan dari Ninik Mamak, Tokoh Masyarakat dan Wali Nagari Tarantang yang di tuangkan dalam berita acara persetujuan pembangunan Landmark tersebut
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!